Sablon Transfer Paper vs Polyflex

Teknologi sablon terus berkembang karena kebutuhan industri untuk cetak diatas kain masih tetap ramai diminati.

Berbagai usaha dan bisnis terutama fashion seperti kaos, baju kemeja, hingga sarung bantal dan lukisan printing masih mengandalkan teknologi printing diatas bahan garmen.

Bagi Anda yang masih baru dan belajar di dunia printing, ada beberapa teknik sablon dan 2 yang paling dikenal adalah dengan menggunakan transfer paper dan satunya menggunakan bahan polyflex.

Untuk mengetahui langsung saja Anda tonton video demo sablon menggunakan transfer paper dan menggunakan polyflex.

[av_video src=’https://www.youtube.com/watch?v=vxfWYe1heX0′ format=’16-9′ width=’16’ height=’9′ av_uid=’av-w9hd’]

Sablon digital polyflex memiliki kekurangan yaitu harus melewati proses cutting dan cungkil, hal ini akan menyebabkan kesulitan pada 2 proses tersebut untuk desain yang sangat kecil seperti garis rambut.

Hal ini tidak ditemui jika menggunakan teknik sablon transfer paper karena tinta hasil printing menempel pada kain. Namun ada kekurangan pada sablon transfer paper terutama untuk sablon kaos hitam jika tidak menggunakan white toner.

Disinilah Vixde sebagai solusi menyediakan teknologi sablon toner beserta transfer paper khusus yang dapat mewujudkan desain detail dan berukuran kecil.

Tak hanya itu, hasil sablon Vixde pun sangat bisa untuk melengkapi hasil sablon polyflex.